Kegiatan membuat kain jumputan di MI Qurrota Ayun Ponorogo menjadi momen yang edukatif dan penuh warna. Kegiatan dalam rangka Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertema “Berkarya sambil belajar, mewarnai dunia dengan budaya Indonesia”.

Suasana berbeda tampak di halaman MI Tahfizh Entrepreneur Qurrota A’yun Ponorogo pada Jumat pagi. Para siswa tampak sibuk dan antusias mengikuti kegiatan tersebut.

Kegiatan ini menjadi momen yang seru dan edukatif bagi siswa-siswinya. Kali ini, dalam rangka pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertema “Berkarya sambil belajar, mewarnai dunia dengan budaya Indonesia”, siswa kelas 4 mengikuti kegiatan membuat kain jumputan, yang nantinya akan digunakan sebagai taplak meja yang cantik dan warna-warni salah satu seni pewarnaan kain tradisional Indonesia.

Kegiatan dilaksanakan di halaman madrasah dan diikuti dengan penuh antusias oleh para siswa. Mereka tampak semangat mencoba membuat motif-motif menarik dengan teknik ikat dan celup khas jumputan.

Keseruan proses pembuatan

Sebelum praktik dimulai, siswa dikenalkan dengan sejarah dan makna dari kain jumputan. Guru dan pendamping menjelaskan bahwa jumputan merupakan salah satu bentuk kearifan lokal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Palembang dan Yogyakarta. Dengan menggunakan alat sederhana seperti karet gelang, tali rafia, dan kain putih, siswa mulai membuat pola-pola unik sesuai kreativitas masing-masing.

“Saya senang sekali! Awalnya kain saya putih polos, tapi setelah dicelup warna jadi bagus banget!” ujar Aisyah, siswi kelas 4 dengan wajah ceria.

Proses pembuatan kain jumputan dimulai dari melipat kain, mengikatnya dengan karet atau tali, lalu mencelupkannya ke dalam pewarna alami. Setelah didiamkan beberapa saat, kain dibuka dan muncullah motif warna-warni yang unik dari hasil ikatan tersebut. Jika ingin tau lebih banyak dokumentasi kegiatan cek di ig kami ya!.📌”misterqu_ponorogo “

 

Bukan hanya seru tetapi juga bermanfaat

Guru pendamping dari MI Qurrota Ayun Ponorogo Ibu Lilik, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar seni, tetapi juga sarana pembentukan karakter siswa.

“Selain seru lewat kegiatan ini, anak-anak belajar untuk sabar, teliti, kreatif, dan tentunya bangga dengan budaya Indonesia,” ujarnya. “Kegiatan ini sejalan dengan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila, khususnya dalam menanamkan semangat gotong royong, kreatif, dan cinta budaya sejak dini”.